BUTON, BUTONSATU.com - Dinas Kesehatan Kabupaten Buton mencatat angka prevalensi stunting di Kabupaten Buton tahun 2021 berada di angka 21,32 persen. Hal itu cukup menurun dibandingkan tahun 2020 yang berada di angka 23,31 persen.

Hal itu dikatakan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buton, Syafaruddin di ruang kerjanya, Jum'at (04/2/2022)

"Prevalensi kasus stunting di Kabupaten Buton tahun 2021 berada pada angka 21,32 persen, sementara itu kalau tahun 2020 berada pada angka 23, 31 persen," katanya.

Menurutnya, saat ini Dinkes Buton selalu meramu sebuah strategis guna menurunkan jumlah anak balita yang mengalami stunting. Apalagi kondisi tersebut didasari karena masalah kekurangan asupan gizi dalam waktu yang sangat lama.

"Saat ini angka stunting di Kabupaten Buton sudah cukup menurun. Itu berdasarkan data yang kami peroleh dari aplikasi elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) di Kabupaten Buton," tuturnya.

Baca Juga: Antisipasi Covid-19 Dalam Masyarakat, Dinkes Buton Terus Lakukan 3T dan Skrining

"Sehingga dari kita saat ini tengah gencar melakukan pemberian makanan tambahan pada balita kurus, Ibu hamil yang kekurangan energi kronik, pemberian makanan tambahan serta pemberian asupan gizi bagi ibu menyusui," sambungnya.

Selain itu, pihaknya juga akan terus memberikan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang gizi seimbang dan pendekatan edukasi nutrisi serta perilaku hidup bersih dan sehat terhadap makanan bernutrisi seimbang, pola asuh yang kurang memadai, akses air bersih, dan sanitasi lingkungan.

Dalam kesempatannya itu, Syafruddin menambahkan, dalam memutus mata rantai kasus stunting di bumi penghasil aspal ini pihaknya menyakini diperlukan intervensi seluruh stakeholder yang ada di Kabupaten Buton Buton, dimana masing-masing SKPD dapat berperan penting dalam melakukan pencegahan sesuai dengan tupoksinya.

"Persoalan stunting merupakan persoalan kita bersama bukan hanya di Dinkes semata. Sehingga marilah kita bersama-sama bergandengan tangan agar kasus stunting di daerah ini dapat teratasi," pungkasnya.