Bupati Buton Buka Sosialisasi Pengenalan Tumbuh Kembang Anak Berkebutuhan Khusus

Bupati Buton Drs La Bakry membuka secara resmi sosialisasi mengenal tumbuh kembang anak serta cara mengidentifikasi anak bekebutuhan khusus, di aula kantornya, kamis (14/10/2021).(Foto: Suparman/Butonsatu)

BUTON, BUTONSATU.com - Bupati Buton Drs La Bakry membuka secara resmi sosialisasi mengenal tumbuh kembang anak serta cara mengidentifikasi anak bekebutuhan khusus, di aula kantornya, kamis (14/10/2021).

Sosialisasi yang digagas oleh UPTD Penanganan Siswa Berkebutuhan Khusus Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sultra itu, turut dihadiri Bunda PAUD Buton Delia Montolalo La Bakry dan Kepala Dinas Pendidikan Buton Harmin.

"Memang para orang tua tidak menghendaki anak-anak mereka berkebutuhan khusus. Namun ini ujian Allah SWT, seberapa besar kemampuan kita (orang tua-red) menerima ujian ini," kata La Bakry dalam sambutannya.

Maka dari itu, ungkap La Bakry, negara hadir secara bersama-sama memberikan perhatian dan mendeteksi keberadaan mereka, serta mencari solusi agar kondisi mereka secara bertahap membawah harapan orang tua dan masa depannya.

Baca Juga: 13 Sekolah di Buton Masuk Sebagai Sekolah Penggerak Program Kemendikbud

"Kita banyak dapati atau dengar anak berkebutuhan khusus tersebut berhasil dibina atau tangani. Untuk itu, di lingkungan kerja kita secara dini bisa mendeteksi agar dikoordinasikan untuk ditangani," ungkapnya.

"Sehingga dengan adanya sosialisasi ini, nantinya para guru UPTD khusus, para orang tua, bisa memahami faktor-faktor anak berkebutuhan khusus ini. Dan ada ilmu yang kita dapati bisa kita teruskan atau diskusikan bersama, agar ilmu yang didapat bisa bermanfaat untuk kita semua," tambah La Bakry.

Di tempat yang sama, Ketua UPTD Penanganan Siswa Berkebutuhan Khusus Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sultra, Nurhaerani Haeba mengatakan, sosialisasi tersebut merupakan bentuk perhatian pemerintah mengingat jumlah anak berkebutuhan khusus meningkat dari tahun ke tahun.

Di tahun 2000, jelas Nurhaerani, kelahiran anak kebutuhan khusus rasionya 1:1000 kelahiran, sekarang bepedaannya sangat jauh yaitu 1:56 kelahiran. Dan anak berkebutuhan khusus sangat cenderung dialami oleh anak-anak yang tinggal di daerah pesisir.

"Target kami tahun ini di masa pandemi, kami akan sosialisasi di dua daerah yaitu Kabupaten Buton dan Wakatobi," tuturnya.

"Banyak hal yang perlu kita antisipasi, karena usia-usia dini tersebut merupakan usia rawan. Maka untuk itu, mulai dari usia tersebut kita antisipasi agar nanti anak-anak kita bisa melakukan deteksi gejala-gejala apa sehingga kita bisa melakukan penanganan tepat, agar anak-anak bisa mengoptimalkan kemampuannya," tambah Nurhaerani.

BAGIKAN: