Oleh : Muhammad Hakim Rianta
17 Agustus 2022 kembali kita peringati hari kemerdekaan bangsa Indonesia. Hari kemerdekaan yang diperingati tiap tahunnya ini selalu saja menyisakan cerita menarik penuh makna dalam perayaannya.
Dua tahun belakangan kita merayakan kemerdekaan dalam kondisi Pandemi Covid-19 yang tentu memaksa kita tetap tegar dibalik duka korban jiwa yang berjatuhan. Tak menyurutkan semangat sama sekali, sebaliknya justru menyalakan api semangat perjuangan bangsa dalam melawan wabah yang menyerang. Akhirnya, dengan ikhtiar bangsa dan atas izin Tuhan bangsa kita bisa melewati masa-masa sulit itu dengan perjuangan yang tak mudah.
Hari ini dalam peringatan kemerdekaan yang ke-77 tahun ada sedikit cerita menarik dari pulau kecil yang terletak di sebelah tenggara Kepulauan Sulawesi. Yah, pulau dengan kekayaan alam dan keragaman budaya yang melimpah itu adalah Pulau Buton.
Suatu kebanggaan dan kehormatan karena pada peringatan hari besar ini Presiden RI Ir. H. Joko Widodo mengenakan pakaian adat Buton Dolomani.
Dolomani merupakan pakaian adat Kesultanan Buton yang juga sering dikenakan oleh Sultan Buton ke-35, Sultan Muhamad Ali. Dalam baju tersebut terdapat sejumlah filosofi. Salah satunya yaitu sulaman bermotif bunga rongo yang melambangkan perjalanan seorang pemimpin. Ia bermula dari bawah, lalu naik ke atas menjadi seorang pemimpin. Kemudian, ia akan turun lagi ke bawah menjadi rakyat biasa.
Dikenakannya baju adat Buton Dolomani dalam peringatan kemerdekaan Republik Indonesia ini memberi isyarat bahwa Buton sebagai Pulau bekas kerajaan tersohor pada masanya yang luput dari catatan sejarah nasional mendapat perhatian khusus dari Pemerintah Pusat sekaligus membuka kembali memori sejarah peran serta dan kontribusi Buton dalam memperjuangkan kemerdekaan.
Sultan Buton ke-20 Himayatuddin Muhammad Saidi yang memutus perjanjian dan melakukan perlawanan terhadap VOC merupakan simbol pengorbanan Buton dalam kontribusinya memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia. Tak berhenti sampai disitu, Buton juga memiliki peran serta dalam mengisi kemerdekaan Indonesia.
Hal itu tercatat dalam sejarah bahwa pada Februari 1950, terjadi pertemuan yang dikenal sebagai Pertemuan Malino. Kala itu Soekarno bertemu dengan Sultan Buton, La Ode Muhammad Falihi; Raja Bone, Sultan Andi Mappanyuki; dan Gubernur Afdeling (bagian atau divisi) Makassar, Andi Pangeran Pettarani. Pada pertemuan itu, Sultan Buton, La Ode Muhammad Falihi menerima ajakan Soekarno untuk bergabung dan memperkuat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Sayangnya, sejarah peran serta Buton dalam memperjuangkan dan mengisi kemerdekaan tak berbuah manis. Pada awalnya Buton bahkan lekat dengan sentimen penghianat yang bekerjasama dengan penjajah sampai luputnya nama Buton dari catatan sejarah nasional.
Hingga pada akhirnya sejarah tak bisa dikaburkan selamanya, dengan dikukuhkannya Sultan Buton Himayatuddin Muhammad Saidi sebagai pahlawan nasional berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 120/TK/2019 tertanggal 7 November 2019 mengaburkan mata rantai pengaburan sejarah Buton dalam catatan sejarah nasional.
Sekaligus menjadi yang pertama dalam sejarah masyarakat Buton dimana Pakaian Adat Kebesaran Buton "Dolomani" digunakan oleh Presiden Republik Indonesia dalam perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang ke-77.
Selamat Hari Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945-17 Agustus 2022. Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat. Merdeka!