BUTON, BUTONSATU.com - Satuan Siswa Pelajar dan Mahasiswa (SAPMA) Pemuda Pancasila Buton menggelar Dialog Santai di Pondok Bambu, Minggu (06/6/2021).
Dengan mengambil tema "Generasi Millenial, Generasi Pancasila" Dialog Santai tersebut menghadirkan Bupati Buton Drs La Bakry, M.Si, Kapolres Buton AKBP Gunarko dan Sekretaris Dewan Pembina SAPMA PP Buton Ardin Wabula sebagai pemateri.
Dalam pemaparannya, Bupati Buton Drs La Bakry, M.Si mengatakan bahwa Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan negara, bukan terbentuk secara otodidak serta bukan hanya diciptakan oleh seseorang sebagaimana yang terjadi pada ideologi-ideologi lain di dunia, namun terbentuknya Pancasila melalui proses yang cukup panjang dalam sejarah bangsa Indonesia.
Sehingga dengan demikian, Pancasila harus benar-benar dapat diamalkan oleh seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan sehari-harinya.
"Kadang-kadang anak-anak yang milenial itu sudah tidak hafal lagi, di dalam kelas kadang-kadang sudah tidak diajarkan lagi karena Pendidikan Moral Pancasila dalam pendidikan itu sudah di hapus dalam kurikulum, sehingga Pancasila itu harus kita dapat kembalikan lagi dari sekarang, sehingga anak-anak generasi kita itu mereka dapat mengetahui apa itu Pancasila," katanya.
BACA JUGA:
Dikatakannya, Negara Indonesia memiliki keberagaman budaya, suku, bangsa dan agama sehingga dengan adanya Pancasila dapat menjadi pedoman hidup dalam berbangsa dan bernegara.
"Kita sangat plural, beragam, ber bhineka, tapi ada yang mempersatukan kita dalam sebuah wawasan kebangsaan yaitu Pancasila, dan sebetulnya Pancasila itu universal," tuturnya.
"Sama juga dengan budaya kita yang ada di Buton ini sangat universal juga, dan itu bisa kita gunakan dimana-mana, seperti pombinci-mbinciki kuli itu dalam Pancasila ada juga," sambungnya.
Sehingga menurutnya, implementasi dari Pancasila itu penting sekali untuk diajarkan kembali pada anak-anak agar mereka dapat mengetahui nilai-nilai dari Pancasila itu.
"Saya harapkan 45 butir dalam Pancasila yang terdapat dalam Ketetapan MPR No. I/MPR/2003 itu harus benar-benar kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari kita, nah, dalam Pancasila tersebut terdapat butir-butir pengamalan dari sila pertama hingga kelima. Itu butir-butir Pancasila menjelaskan substansi dari setiap sila, Pancasila sebagai upaya melaksanakan nilai-nilai, Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara," ujarnya.
Diakhir pemaparannya, La Bakry menyampaikan apresiasinya terhadap SAPMA PP Buton, yang telah meluangkan waktu menggelar kegiatan diskusi karena menurutnya, dalam era digital sekarang ini banyak generasi tidak lagi memahami nilai-nilai dari Pancasila tersebut.
Baca Juga: La Bakry Tandatangani Naskah Perjanjian Hibah dan Serah Terima Aset Tanah Pemda Buton kepada KPU
Sementara itu, Kapolres Buton AKBP Gunarko dalam pemaparannya banyak menjelaskan Pancasila dalam konteks kekinian, sehingga itu akan menjadi tantangan tersendiri bagi generasi muda untuk dapat menggaungkan kembali Pancasila di masa sekarang ini.
"Bahwa sekarang ini, nilai-nilai Pancasila itu sudah banyak yang tidak mengerti dan memahami, termasuk juga dalam dunia pendidikan kita, ini merupakan sesuatu yang darurat bagi bangsa Indonesia," katanya.
Menurutnya, Pancasila harus dapat ditanamkan dalam diri sendiri sehingga kedepannya diharapkan dapat mengatasi dampak-dampak yang ditimbulkan sebagai akibat dari globalisasi.
"Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara harus menjadi pijakan dalam bersikap karena Pancasila yang dijadikan sebagai dasar negara dan ideologi nasional bangsa Indonesia, memiliki posisi yang abadi di dalam jiwa bangsa Indonesia," tuturnya.
Sementara itu, Sekretaris Dewan Pembina SAPMA PP Buton Ardin Wabula dalam pemaparannya mengatakan bahwa, pemuda merupakan estafet untuk mengawal proses pembangunan yang ada di negara maupun daerah sehingga saat ini peran pemuda sangat dibutuhkan.
"Bahwa peran pemuda itu sangat dibutuhkan sehingga pemuda yang diharapkan oleh negara maupun daerah ini adalah pemuda-pemuda yang mempunyai intelektual serta mempunyai wawasan yang luas," katanya.
Ardin Wabula juga menyampaikan bahwa di era digitalisasi sekarang ini diharapkan pemuda dapat lebih berhati-hati lagi dalam bersosial media, utamanya setiap informasi yang didapatkan harus di saring terlebih dahulu.
"Ini merupakan tantangan pemuda dan generasi agar setiap ada informasi yang didapatkan harus betul-betul kita telaah lebih dahulu, itu baru yang dinamakan pemuda-pemuda milenial atau pemuda yang memiliki wawasan kebangsaan," ujarnya.
Diakhir pemaparannya, Ardin Wabula mengharapkan kepada Pemda Buton untuk dapat memberikan ruang kepada generasi muda, sehingga apa yang menjadi persoalan di daerah dapat dipikirkan bersama.