BUTONSATU.com - Ketua Tim Pemenangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Buton, Basiran dan La Rafiun (BARAKAH), Abdul Zainudin Napa, menegaskan bahwa praktik politik uang dalam setiap gelaran Pilkada hanya membawa dampak buruk bagi kesejahteraan masyarakat dan perkembangan daerah.
Dia mengkritik keras praktik politik uang yang menurutnya hanya menutupi ketidakmampuan elit politik dalam merebut kekuasaan.
"Permainan politik uang ini diciptakan oleh elit politik yang rendah intelegensinya untuk menutupi kedunguan mereka," tegasnya.
Dikatakan, praktik ini telah menjadi budaya dalam pemilihan langsung, baik Pilkada maupun Pilcaleg, namun tidak membawa perubahan signifikan terhadap kesejahteraan daerah.
Hasil Survei: Mayoritas Menolak Politik Uang
Penelitian lembaga survei nasional menjelang Pilkada Buton 2024 menunjukkan bahwa 65% dari 400 responden menyatakan pemberian uang untuk menentukan pilihan adalah hal yang tidak wajar. Mereka berpendapat bahwa praktik ini menggadaikan nasib daerah kepada figur yang minim prestasi dan merendahkan harga diri yang bisa diperjualbelikan.
Sebaliknya, 20,4% responden menganggap pemberian uang sebagai hal yang wajar, terutama terkait dengan biaya operasional. Kelompok ini sebagian besar terdiri dari preman politik yang hidup di bawah pengaruh elit politik yang minim prestasi. Sementara itu, 14,6% responden menyatakan tidak tahu atau ragu-ragu, menunjukkan kurangnya minat dalam membahas figur pemimpin masa depan akibat hilangnya kepercayaan terhadap pemimpin masa lalu.
Pendidikan Politik untuk Masyarakat
Abdul Zainudin Napa berharap hasil survei ini menjadi perhatian bagi Tim BARAKAH. "Selain meraih kemenangan, kita juga harus mampu memberikan pendidikan dan penyadaran politik kepada masyarakat agar lebih cerdas dalam proses demokrasi dan menentukan pilihan," ujarnya.
Salah satu langkah yang diambil adalah percepatan penginputan melalui sistem perekrutan web. Sejak tanggal penginputan, bakal calon independen Ir. Rahmah telah merekrut 3,6% dari wajib pilih Kabupaten Buton yang tidak mengharapkan uang, tetapi mengharapkan program peningkatan kesejahteraan yang jelas.