BUTONSATU.com – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar mengatakan, dengan mencontoh model pembangunan desa yang sudah berhasil, maka akan mempermudah dan mempercepat pembangunan desa itu sendiri.
“Karena pembangunan desa yang paling cepat, efektif, dan efisien adalah dengan mencontoh desa-desa yang sudah berhasil,” ujar Abdul, seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (10/12/2020).
Oleh karenanya, Abdul yang akrab disapa Gus Menteri ini meminta kepala desa untuk melakukan studi banding ke desa lain guna mempercepat pembangunan desa.
Hal itu ia sampaikan saat melakukan studi banding antardesa yang dihadiri sembilan kepala desa dari Jombang di balai Desa Panggungharjo, Rabu (28/10/2020).
Salah satu desa yang dapat dijadikan desa percontohan adalah Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul.
Baca juga: Kemendes PDTT Siap Kembangkan Aset UPK Eks PNPM
Pemilihan Desa Panggungharjo sebagai tempat studi banding pun bukan tanpa alasan, karena desa ini tercatat sebagai salah satu desa terbaik di Indonesia.
“Nyontoh, gak usah ragu-ragu. Nah, cari contoh-contoh yang sesuai, dibawa yang bagus-bagus. Sementara itu, yang cocok ditaruh, disesuaikan dan dilaksanakan, sedangkan yang tidak cocok tak usah dipaksakan,” ujar Gus Menteri.
Gus Menteri berharap, sembilan Kepala Desa dari Jombang itu bisa memanfaatkan kesempatan yang ada untuk belajar dengan sebaik-baiknya dan ditularkan ke desa-desa sekitar.
“Intinya, saya ingin mereka belajar. Dan saya ingin, mereka nanti menjadi percontohan desa-desa di Jombang. Saya tidak nuntut di Jawa Timur, jadi contoh Jombang saja dulu. Dengan tetap membayangkan desa Panggungharjo sebagai target idealnya,” jelasnya.
Baca juga: Beri Kuliah Umum, Kemendes PDTT Paparkan agar BUMDes Tidak Ganggu Ekonomi Warga
“Makanya saya nanti minta lurah (Panggungharjo) agar memberi akses untuk bimbingan, pendampingan, sampai mereka pulang pun saya minta pendampingan,” sambung politisi Partai Kebangkitan Bangsa ini.
Dia menambahkan, model studi banding antardesa akan diterapkan untuk mempercepat pembangunan desa. Keberhasilan desa lain dibawa ke desa yang belum berhasil untuk kemudian diimplementasikan.
“Model studi banding ini akan saya kembangkan di beberapa titik di Jawa Timur (Jatim), Jawa Tengah (Jateng), Jawa Barat (Jabar), luar Jawa dan seterusnya,” ungkap Gus Menteri.
Dengan begitu, nantinya program ini menjadi bagian dari upaya percepatan pembangunan desa dalam rangka mewujudkan tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs) Desa pada 2030.