Menjaga Asa Pada Generasi Baru Aparatur Sipil Negara

Peserta latsar angkatan CLXI CPNS Golongan III/a Sulawesi tenggara. (Foto: Istimewa)

Oleh: Sadam Sudin Sahi, S.K.M

(Peserta Latsar Angkatan CXLI)

Dalam mengetik tulisan ini, masih terngiang jelas bagaimana sirine tanda olah raga subuh dibunyikan. Dalam menulis ini juga, masih tergambar jelas bagaimana koordinator kegiatan (Pak Jamal) menegakan kedisiplin untuk seluruh peserta latsar, atau Pak Jum dan Pak Joehar yg mengajarkan bela negara dengan sangat baik. Ada juga siswa salim tiba tiba menjadi terkenal setelah kalender hasil cetakan Pak Anjas tersebar luas di dalam grup grup angkatan, atau dokter Ijha yang masih pagi buta menjadi panik, sebab seminar rancangan aktualisasi segera dimulai, pada saat bersamaan laptopnya bermasalah. Ada juga Bestie (Sapaan Akrab Kak Hasby) yang berupaya tegar mengikuti agenda latsar meskipun anak yang jauh darinya sedang masuk rumah sakit.

Latihan Dasar (Latsar) CPNS merupakan “taman bermain” bagi para calon pegawai negeri sipil sebelum akhirnya benar benar 100% menjadi abdi Negara. Di “taman bermain” itu, para peserta latsar ditanamkan wawasan kebangsaan dan agenda bela Negara, serta diisi dengan core value BerAKHLAK yang merupakan akronim dari (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif), semua itu dilakukan agar Aparatur sipil Negara yang menjadi ujung tombak pelayan masyarakat dapat memberikan servis terbaik, yang pada akhirnya akan meningkatkan kepercayaan dan kepuasan publik.

Saat ini, pemerintah pusat terus menunjukan keseriusannya dalam agenda reformasi birokrasi. Boleh dilihat dari sistem seleksi berbasis CAT yang menutup ruang “pake orang dalam” untuk menjadi Aparatur Sipil Negara. Implikasinya, calon aparatur sipil Negara yang terpilih adalah mereka mereka yang terjaga kemurniannya sejak awal. Ini sangat penting dan merupakan modal dasar yang tidak boleh dibiarkan layu sebelum berkembang. karena itu, para calon abdi Negara tersebut diwajibkan untuk mengikuti Latsar yang didalamnya akan diberikan pembekalan selama 20 hari untuk penguatan agenda bela Negara dan nilai nilai dasar ASN, serta selama 30 hari para calon abdi Negara itu dituntut dapat menginternalisasi core value tersebut dalam agenda habituasi ditempat kerja masing masing.

Dalam peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia No. 1 tahun 2021 disebutkan, Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS adalah pendidikan dan pelatihan dalam masa prajabatan yang dilakukan secara terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi.

Peraturan LAN RI No 1 Tahun 2021 ini menjadi payung hukum sekaligus menunjukan keseriusan pemerintah untuk menjadikan aparatur sipil Negara yang terpilih tidak saja menguasai bidang kerjanya, tapi juga pada saat bersamaan memiliki pijakan moral yang tinggi dalam memberikan layanan terbaik, serta tetap berdiri kokoh menghadapi godaan yang sewaktu waktu datang menerpa.

Penulis punya banyak cerita selama mengikuti kegiatan latsar di kota kendari mulai tanggal 13 hingga 30 Juni 2022 lalu. Diantara yang berkesan adalah Malam puncak Bela Negara yang membuat peserta latsar terguling guling diatas lumpur, berjalan seorang diri di ruangan “angker” tanpa pelita, hingga ditutup dengan malam renungan.

Kemarin, tepatnya tanggal 30 Juni 2022, setelah 20 hari melewati masa masa penuh perjuangan, peserta latsar yang berjumlah 160 orang yang berasal dari Buton, Wakatobi, Muna dan Konawe Kepulauan terpaksa menahan haru sebab mesti berpisah  sementara waktu dengan rekan senasib sependeritaan dan juga “mengatur jarak” dengan panitia latsar yang selalu sabar dan menunjukan jalan yang benar melalui penegakan kedisiplinan pada kami calon abdi negara.

Berpisah untuk kembali, benar demikin, karena tanggal 04 Agustus adalah waktunya mempertanggungjawabkan agenda Habituasi yang telah dipresentasikan didepan penguji.

Akhirnya penulis harus membenarkan apa yang sering disampaikan oleh panitia, bahwa “menjadi peserta latsar itu awalnya saja yang terasa berat, namun setelahnya menjadi menyenangkan”. Bagi penulis, Latsar itu seperti mantan, suatu waktu pasti terkenang tapi tidak untuk di ulangi. . .!!!

 

BAGIKAN: