Politik Uang, Hoaks dan Politisasi Sara Perusak Demokrasi, Panwascam Wabula Dorong Partisipatif Masyarakat

Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) Wabula terus mendorong pengawasan partisipatif kepada masyarakat dalam menghadapi Pemilu serentak 2024 .

BUTON, BUTONSATU.com -  Tiga anggota Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) Wabula menyatakan untuk terus mendorong pengawasan partisipatif kepada masyarakat dalam menghadapi Pemilu serentak 2024 mendatang.

"Kesuksesan penyelenggaraan pemilu atau pemilihan tidak hanya untuk monopoli atau otoritas  penyelenggara saja tapi banyak pihak yang berperan besar salah satunya adalah masyarakat itu sendiri," ungkap Ketua Panwascam Wabula Nonong Astaghfirullah, S, Sos kepada media ini, Kamis (15/12/2022).

Menurutnya, dalam pemilihan kerap kali Panwascam menemukan adanya beberapa pelanggaran seperti persoalan politik uang, politik transaksional, ujaran kebencian, hoaks dan banyak lainnya.

Kata dia, tidak hanya dengan pendekatan formal legalistik. Melainkan, tambahnya, pendekatan kultural sehingga bentuk-bentuk partisipasi masyarakat yang di butuhkan.

"Dalam rangka mencegah persoalan-persoalan tersebut, maka kami harapkan partisipatif aktif masyarakat lingkup Kabupaten Buton pada umumnya dan pada khususnya masyarakat lingkup Kecamatan Wabula untuk bersama-sama mengawal Pemilu 14 Februari 2024 mendatang," terangnya.

Lebih lanjut Nonong menjelaskan, masyarakat perlu terlibat langsung dalam menyukseskan Pemilu dan berpartisipasi dalam pada momen yang dapat merusak demokrasi dalam pemilu yaitu politik uang dan politisasi Sara. Sehingga pengawasan partisipatif harus melibatkan komponen masyarakat.

"Seperti halnya pada momen kampanye terdapat adanya politik uang dan atau politisasi Sara maka dapat melaporkan hal tersebut di Panwascam setempat dan kemudian pada momen pemungutan suara bisa turut mengkampanyekan anti golput dan melakukan pengawasan partisipatif," jelasnya.

"Ini yang diharapkan kepada masyarakat saat pemilu kedepan," sambungnya.

Lanjutnya, secara khusus partisipasi masyarakat pada Pemilu nanti pihaknya mengharapkan masyarakat bisa memilih para calon pemimpin bangsa yang terbaik untuk dapat mengantarkan bangsa Indonesia yang hebat, mandiri, dan unggul di masa yang akan datang.

"Bahayanya politik uang, tidak akan mendapatkan pemimpin yang amanah dan berkualitas, merusak demokrasi dan adanya potensi calon terpilih akan melakukan tindak pidana korupsi. Ditangan Rakyat Demokrasi yang bersih itu lahir," katanya.

Dalam kesempatannya itu, ia menambahkan, khusus kepada masyarakat Kecamatan Wabula yang memiliki DPT kurang lebih 3.994 jiwa pada Pemilu 2019 silam dapat menjadi pioneer sebagai pemilih cerdas dalam rangka mewujudkan Pemilu yang semakin berkualitas.

BAGIKAN: