Salurkan Bantuan Beras, Bupati Buton Juga Launching Aplikasi Si Gadis Desa

Bupati Buton, Drs. La Bakry, M.Si salurkan bantuan beras dan launching aplikasi Sistem Integrasi Data Kemiskinan (Si Gadis) Desa di Kantor Kecamatan Wabula, Selasa (24/8/2021) (Foto: Istimewa)

BUTON, BUTONSATU.com -  Guna memberikan kemudahan bagi perangkat desa untuk memberikan data dan informasi masyarakat di desa, Bupati Buton, Drs. La Bakry, M.Si launching aplikasi Sistem Integrasi Data Kemiskinan (Si Gadis) Desa di Kantor Kecamatan Wabula, Selasa (24/8/2021).

Dalam sambutannya Bupati Buton mengatakan, dengan adanya sistem aplikasi Si Gadis Desa ini nantinya akan membantu para kepala desa dan perangkat desa untuk memberikan data dan informasi valid di dalam masyarakat.

Dijelaskan bahwa selama ini  masyarakat banyak mengeluhkan adanya bantuan dari pemerintah, sehingga dengan adanya aplikasi Si Gadis Desa itu nama-nama bagi penerima bantuan akan kelihatan dalam sistem itu.

"Saya memberikan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Kadis Sosial yang telah memprakarsai aplikasi Si Gadis Desa ini, sehingga dengan adanya sistem ini dapat membantu para kepala desa dan perangkat desa untuk memberikan data valid dalam masyarakat," katanya.

"Didalam aplikasi ini akan kelihatan semua apa dia penerima bantuan atau bukan. Jadi masyarakat nantinya tidak akan ribut lagi soal data. Aplikasi ini akan memberikan rasa keadilan kepada masyarakat," sambungnya.

Dikatakan, sistem kerja aplikasi itu bukan hanya mendeteksi penerima bantuan dari Kementerian Sosial, tetapi aplikasi itu akan mendeteksi juga para penerima bantuan lainnya seperti bantuan dari pertanian, bantuan dari perikanan serta bantuan dari dinas-dinas lainnya yang ada di lingkup Pemkab Buton.

"Nah sistem Si Gadis Desa ini, itu akan membantu para kepala desa dan masyarakat di desa itu, yang penting bisa ikuti prosedurnya, kalau ini dilihat sudah meninggal atau berpindah tempat tinggal maka ia akan diganti, menggantinya cepat, putuskan langsung apload, tidak perlu lagi ke Dinsos. Jadi ini sudah kembali ke kepala desa dan perangkatnya termaksud masyarakat di desa itu sendiri," bebernya.

"Mudah-mudahan dengan sistem ini itu bisa membantu untuk memecahkan masalah ketidakpuasan, ketidakadilan merasa ada perlakuan tidak adil dari pemberian bantuan ini dan ini bisa untuk semua jenis penerima bantuan," tambahnya.

Ketua Bapera Sultra ini menghimbau agar aplikasi Si Gadis Desa itu dapat diteruskan ke seluruh desa-desa dan kelurahan di wilayah Kabupaten Buton sehingga dapat memberikan manfaat terhadap masyarakat.

"Jadi para operator harus dapat mahir memainkan aplikasi itu sehingga dapat membantu memastikan bahwa setiap program bantuan dari semua kementerian dan semua dinas yang turun di desa itu benar-benar tepat sasaran," ujarnya.

Selain melauncing aplikasi Si Gadis Desa, sebelumnya dalam kesempatannya itu di tempat yang sama, Bupati Buton memberikan bantuan beras dalam rangka Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat kepada masyarakat di masa Pandemi Covid-19 di Kecamatan Wabula.

Meski bantuan beras itu hanya seadanya, namun La Bakry kembali mengajak masyarakat agar selalu memiliki rasa syukur terhadap Allah SWT terhadap setiap rejeki yang telah didapatkan.

Sementara itu ditempat yang sama, Kadis Sosial Asnawi Djamaludin S.Pd M.Si mengatakan, kegiatan di Kecamatan Wabula ini dalam rangka penyerahan bantuan beras sekaligus dirangkaikan dengan peluncuran aplikasi Si Gadis Desa.

Dalam kesempatannya itu, Asnawi Djamaludin menambahkan, pemerintah desa tidak usah menunggu banyak orang untuk melakukan penginputan data ke dalam sistem aplikasi Si Gadis Desa.

"Kalau ada masyarakatnya yang memang layak untuk dibantu jadi tidak usah menunggu banyak, 5 orang atau 6 orang yang sudah layak mendapatkan bantuan langsung di musyawarahkan lalu diinput datanya," katanya.

"Tidak usah datang ke kantor, cukup diinput datanya lewat aplikasi itu. Disitu nanti akan ketahuan jika NIK nya tidak valid saat diinput maka segera laporkan ke Capil agar di perbaiki," sambungnya.

Menurutnya, di dalam aplikasi Si Gadis Desa itu terdapat 44 variabel yang akan diinput sehingga saat di deteksi akan ketahuan jika menggunakan NIK nya orang lain.

"Jadi dalam aplikasi itu ada 44 variabel, mulai dari data pribadi, kondisi ekonomi, penghasilan, nama anak, jumlah anak dan lain sebagainya ada semua disitu, jadi bisa saja saat memasukkan NIK yang muncul namanya orang berarti itu orang lain," bebernya.

"Jadi para kepala desa jika ada perbaikan-perbaikan tidak usah menunggu lama dan banyak orang karena disitu sudah semua item tentang Bansos termaksud BPJS itu semua ada disitu. Ini tujuannya agar kita semua tercipta satu data miskin di Kabupaten Buton," sambungnya.

Asnawi Djamaludin juga menyampaikan bahwa pihaknya sebelumnya sudah melakukan pelatihan kepada para operator dari aplikasi Si Gadis Desa itu.

BAGIKAN: