BUTON, BUTONSATU.com - Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar Pelatihan Peningkatan Inovasi dan Higienitas Sajian Kuliner, Sabtu (17/9/2022).
Pelatihan berlangsung empat hari, melibatkan kelompok-kelompok usaha rumah makan kuliner, berlangsung di Halaman Dive Center, Desa Banabungi, Kecamatan Pasarwajo.
Pelatihan dibuka langsung Penjabat (Pj) Bupati Buton, didampingi Kadis Pariwisata setempat, Camat Pasarwajo, dan para narasumber dari Sekolah Pariwisata Bandung.
Kadispar Buton Rusdi Nudi, menjelaskan pelatihan Peningkatan Inovasi dan Higienitas Sajian Kuliner, merupakan salah satu bentuk pelaksanaan dari program pengembangan kompetensi sumber daya manusia pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf).
"Kegiatan ini adalah kegiatan pelatihan dalam rangkaian yang didukung oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI melalui DAK non fisik. Penyelenggaraannya kami laksanakan di Dive Center ini," jelasnya.
Rusdi Nudi memaparkan, peserta pelatihan ini nantinya akan menjadi basis data Dinas Pariwisata dalam jangka pendek menyambut Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) ke-XlV Sulawesi Tenggara (Sultra) tahun 2022 di Kabupaten Buton.
"Ini menjadi basis data kita dalam jangka pendek kita menyambut Porprov 2022 kita sudah siap bahwa kita sudah bisa menyajikan makanan yang sesuai dengan harapan pengunjung," katanya.
"Karena apa yang kita miliki hari ini, kita memiliki khasanah kuliner yang cukup luar biasa, tapi kita baru standar untuk pesta adat, baru standar untuk haroa, belum kita kemas bagiamana itu layak sajiannya bagus, higienitasnya juga standar. Itulah yang akan kita peroleh ilmunya dalam beberapa hari ini," paparnya.
Rusdi Nudi mengungkapkan, para narasumber kegiatan pelatihan ini merupakan chef dari air line dan mereka juga praktisi dan akademisi dari Sekolah Pariwisata Bandung serta memiliki usaha restoran kuliner ternama.
Rusdi Nudi juga menyampaikan agar para pelaku usaha dapat memotivasi diri dalam mengembangkan inovasi dan higienitas sajian kulinernya karena Kabupaten Buton merupakan penyangga utama Wakatobi.
Dijelaskan kembali, kawasan Kecamatan Wabula pengembangan wisatanya berbasis budaya dan tenunan sedangkan Kecamatan Pasarwajo pengembangan pariwisata wisata teluk berbasis kuliner.
"Makanya pada dua pelatihan sebelumnya, untuk yang penjualan jajanan yang di Kali Biru dan di Leter Buton itu sudah kita memberi pelatihan kepada mereka, yang belum kami sentuh adalah warung-warung makan yang hari ini kami undang dan beberapa penjual deretan Kecamatan Pasarwajo," jelasnya.
Ditambahkan pula, bagi pelaku usaha dan komunitas millenial yang ingin produk usahanya dipromosikan saat perhelatan event Porprov maka segeralah mendaftarkannya ke Dinas Pariwisata.
Sementara itu ditempat yang sama, Pj Bupati Buton Drs. Basiran, M.Si menyampaikan rasa terima kasih kepada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memberikan dana alokasi khusus untuk melakukan kegiatan pelatihan.
Dikatakan Pj Bupati, salah satu yang menjadi persoalan Ibu Kota Kabupaten Buton saat ini yakni wisatawan yang berkunjung selalu kebingungan dalam mencari makan dengan rasa yang disajikan termaksud higienitas makanan yang disajikan.
"Tapi kedepan yakin dan percaya insya Allah setelah beberapa kali pelatihan, apalagi hari ini dilatih empat hari dari chef ternama inovasi dan higienitas sajian kuliner yang ada di masyarakat akan terjaga," ucapnya.
Kepala BPKAD Provinsi Sultra ini mengajak agar para pelaku usaha kuliner dalam menyajikan makanan yang utama adalah ketulusan hati.
"Dalam memasak apapun ketulusan hati akan mempengaruhi bagaimana rasa nikmatnya makanan," ujarnya.
Kalau kita umat Islam bacakan bismillah dan salawat, insya Allah makanan yang kita makan itu orang akan merasakan enak. Yakin, tidak ada campur tangan jin dan setan di dalam makanan," sambungnya.
Basiran juga menyampaikan, dalam menghadapi Porprov November nanti dipastikan puluhan ribu masyarakat Sultra akan mengunjungi Kabupaten
Buton sehingga itu merupakan peluang bagi para pelaku UMKM Kecamatan Pasarwajo.
Terkait dengan pengembangan kuliner, lanjut Basiran, dia sudah meminta seluruh ASN untuk tinggal di Ibu Kota Kabupaten Buton, dengan cara ini nantinya rumah kost, rumah dinas yang kemarin tidak ditempati sudah dibersihkan sudah dimasuki sehingga harga rumah kos-kosan di pasarwajo mulai naik dan yang jual sayur, jual ikan, jual gorengan akan laku.
Basiran juga menekankan kepada peserta pelatihan untuk mengikuti pelatihan ini dengan baik. Dalam menekuni dunia kuliner, berbagai inovasi harus dikembangkan guna menambah daya tarik pelanggan.
"Untuk itu ikuti kegiatan pelatihan dengan maksimal, selanjutnya materi yang didapat bisa dipraktekkan dan dikembangkan sehingga bisa menghasilkan kuliner yang tidak hanya bagus namun higienitas kuliner di Pasarwajo juga terjaga," tandasnya.