Abu Dhabi, BUTONSATU.com - Uni Emirat Arab (UEA) mengungkapkan bahwa vaksin virus Corona (COVID-19) buatan China yang sedang diuji coba di wilayahnya menunjukkan efektivitas 86 persen. Pernyataan UEA ini hanya memberikan sedikit detail, namun menandai pertama kalinya informasi soal efektivitas vaksin China diungkap ke publik.
Seperti dilansir Associated Press, Rabu (9/12/2020), UEA diketahui tengah menjadi lokasi uji coba klinis vaksin China sejak September lalu. Vaksin buatan China yang diuji di negara ini merupakan buatan raksasa farmasi milik negara, Sinopharm. Uji coba itu melibatkan 31 ribu relawan dari 125 negara.
Para relawan yang ikut serta dalam uji coba itu berusia antara 18-60 tahun. Mereka menerima dua dosis vaksin Sinopharm selama 28 hari.
Kementerian Kesehatan dan Pencegahan UEA mengumumkan hasil uji coba itu melalui pernyataan yang dirilis kantor berita WAM. Disebutkan bahwa UEA 'telah meninjau analisis sementara Sinopharm CNBG untuk uji coba fase III'.
"Analisis tidak menunjukkan masalah keselamatan serius," demikian pernyataan Kementerian Kesehatan dan Pencegahan UEA, tanpa menyebut lebih lanjut apakah ada relawan yang mengalami efek samping.
Tidak diketahui secara jelas apakah hasil uji coba yang diumumkan UEA ini hanya mencakup uji coba yang dilakukan di UEA saja atau juga mencakup uji coba dari China dan negara lainnya.
Pernyataan UEA itu menyatakan vaksin Corona buatan China mendapatkan 'pendaftaran resmi' tanpa menjelaskan apa maksudnya.
Para pejabat UEA dan pihak Sinopharm sendiri belum merespons pertanyaan Associated Press. Namun diketahui bahwa otoritas kesehatan Abu Dhabi menyertakan opsi bagi individu untuk menjadwalkan menerima 'vaksin COVID-19'. Layanan kesehatan Abu Dhabi dilaporkan dibanjiri panggilan usai pengumuman soal efektivitas vaksin China tersebut.
Vaksin Sinopharm telah disetujui untuk penggunaan darurat di beberapa negara dan pihak perusahaan masih melakukan uji coba klinis tahap akhir di sedikitnya 10 negara. Maroko bersiap untuk menggelar program vaksinasi Corona secara ambisius, dengan menargetkan untuk memvaksin 80 persen warga dewasa dalam operasi yang dimulai bulan ini yang pada awalnya bergantung pada vaksin Sinopharm.
Suntikan vaksin Sinopharm bergantung pada teknologi teruji, yang menggunakan virus yang dimatikan untuk mengirimkan vaksin, mirip dengan bagaimana imunisasi polio dibuat. Pesaingnya di negara-negara Barat diketahui menggunakan teknologi lebih baru dan kurang terbukti untuk menargetkan protein lonjakan virus Corona menggunakan RNA.
Beberapa pejabat tinggi UEA, termasuk pemimpin Emirat Dubai, Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum, telah menerima suntikan vaksin ini di depan publik sebagai bagian dari uji coba.