Mengenal Ritual Keramat Wayaro yang Dilakukan Masyarakat Kancinaa Sebelum Pesta Adat

Masyarakat Desa Kancinaa sedang berbondong-bondong menyaksikan Ritual Keramat Wayaro di Desa Kancinaa (Foto: Istimewa)

BUTON, BUTONSATU.com -  Tradisi ritual di Keramat Wayaro merupakan tradisi turun temurun dalam kebudayaan masyarakat di Desa Kancinaa, Kecamatan Pasarwajo, Kabupaten Buton.

Biasanya, sebelum memulai Pesta Adat Tahunan Wayaro, warga Desa Kancinaa terlebih dahulu melaksanakan ritual di Keramat Wayaro. Seperti yang terjadi pada Rabu malam (20/10/2021), ratusan warga Desa Kancinaa melakukan ritual di Keramat Wayaro.

Saat ditemui, Parabela (Ketua Adat -red) Desa Kancinaa Eliyas mengatakan, sebelum warga melakukan ritual di Keramat Wayaro, terlebih dahulu Bisa (Dukun -red) memukul gendang di sepanjang jalan Desa Kancinaa sebagai tanda untuk memberikan informasi kepada warga Desa Kancinaa Bisa dan perangkatnya sudah naik di Keramat Wayaro untuk melakukan ritual.

"Sebelum bisa atau dukun ini naik di Keramat Wayaro mereka memukul gendang di sepanjang jalan untuk memberitahukan kepada masyarakat Kancinaa bahwa bisa atau dukun dan perangkatnya sudah naik di keramat wayaro untuk melakukan ritual," katanya.

Tak hanya itu, Eliyas juga menjelaskan syarat-syarat sebelum masuk ke tempat Keramat Wayaro diantaranya Pincundupi bagi masyarakat yang belum pernah benteng Keramat Wayaro Kancinaa.

"Picundupi adalah di berikan tanah oleh Bisa atau perangkat adat yang di mulai dari kedua kakinya lututnya sampai dengan kepalanya atau jidad. Makna picundupi adalah agar tidak terjadi apa-apa selama berada di lingkungan benteng, bagi masyarakat yang baru masuk di Keramat Wayaro tersebut," jelasnya.

Lebih jauh Eliyas mengatakan, syarat yang dibawa Bisa atau dukun untuk melakukan ritual di Keramat Wayaro yakni, diantaranya Tangaba Suru-suru untuk Sara Mowine dan Tangaba Kacingkaha untuk Sara Hukumu.

Sementara itu, yang dibawa warga Desa Kancinaa di Keramat Wayaro antara lain, Ketupat Lalonge untuk masyarakat biasa, Ketupat Kanawa untuk yang punya jabatan di kampung seperti Parabela, Imam, Kedes, Kadus dan lain-lain.

"Setelah itu ketupat masak 4 buah dan telur masak 1 biji selanjutnya dibawa untuk di Keramat Wayaro dan selanjutnya mereka berdoa barulah setelah itu di bagikan kembali kepada semua masyarakat," ungkapnya.

"Setelah selesai ritual di Keramat Wayaro ketupat dan telur yang sudah di doakan oleh Bisa atau dukun itu langsung di bagikan kepada masyarakat yang hadir di Benteng Keramat Wayaro," sambungnya.

Eliyas menyebutkan, di dalam Benteng Keramat Wayaro terdapat berbagai macam jenis situs diantaranya Batu Kamboi, Suru-suru, Kacingkaha, Kuburan nenek moyang masyarakat Desa Kancinaa yaitu La Samadia.

Setelah proses Ritual di Keramat Wayaro selesai, para perangkat adat kembali ke rumahnya Parabela bersama warga untuk melakukan Ritual Pidoano Liwu (Baca doa -red).

"Adapun syarat-syarat Pidoano Liwu di rumah Parabela adalah Dula untuk Sara Agama, Dula untuk Sara Hukumu. Di dalam dula itu berisi nasi dan telur, lalu dibungkus dengan kain putih, selanjutnya di bacakan doa untuk dimintakan rejeki dalam satu tahun kepada Allah SWT," bebernya.

"Selanjutnya setelah di bacakan doa, di buka kembali lalu di bagikan kepada semua masyarakat Kancinaa," tambahnya.

Sementara itu, Kepala Desa Kancinaa Salimuddin mengatakan, Ritual Keramat Wayaro merupakan sebuah prosesi sebelum melaksanakan acara Pesta Adat Tahunan Wayaro, yang insyaallah akan dilaksanakan pada tanggal 22 Oktober 2021 besok.

BAGIKAN: